Hubungan Antara Shalat Qiyamul Lail Terhadap Tekanan Darah Lansia Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4
orang dewasa menderita tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan
penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh. Setiap tahun darah tinggi
menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) disamping
menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak dan ginjal.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 50%
penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan
hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately
treated cases). Padahal hipertensi merupakan penyebab utama penyakit
jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Hal ini
merupakan beban yang besar baik untuk keluarga, masyarakat maupun negara. (Setianto, 2007).
Prevalensi hipertensi di Vietnam pada tahun 2004
mencapai 34,5%, Thailand (1989) 17%, Malaysia (1996) 29,9%, Philippina (1993)
22%, dan Singapura (2004) 24,9%. Sedangkan di Amerika prevalensi tahun 2005 adalah
21,7%. Di Indonesia, belum ada data nasional lengkap untuk prevalensi
hipertensi. Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi
hipertensi di Indonesia adalah 8.3%. Survei faktor risiko penyakit
kardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi
hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing-masing pada pria adalah 13,6%
(1988), 16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka prevalensi mencapai
16% (1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi
pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%. Survei di pedesaan Bali
(2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada wanita. (Amalia, 2007).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti
strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan
untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan
sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2005
dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar
kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi
saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Amalia,
2008).
Angka-angka prevalensi
hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Dari segi case-finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per
1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensi terbanyak
berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-angka
ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa Tengah
1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya
0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata di sini dua angka yang dilaporkan
oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan
angka yang tinggi. Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga
angka yang relatif sangat rendah. (Amalia,
2008).
Hasil
rekapitulasi kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tahun 2007 penyakit
hipertensi sebagian besar di derita oleh lansia yaitu menempati urutan ke-tiga
dari 10 penyakit yang diderita pada lansia, yaitu sejumlah 1489 penderita atau
sekitar 17,10%. Sedangkan pada periode tahun 2008 didapati jumlah penderita
hipertensi di Puskesmas Kemalaraja tepatnya di Pustu Kemelak sebanyak kurang
lebih 20 penderita yang saat ini aktif mengikuti kegiatan Posyandu Lansia.
Sholeh (2007) dalam seminar
ia menjelaskan bahwa shalat Qiyamul lail
memiliki manfaat yang luar biasa terhadap kesehatan. Dengan izin Allah telah
membuktikan hal tersebut secara ilmiah melalui penelitian terhadap sampel darah
orang yang istiqomah melakukan shalat Qiyamul
lail. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Shalat Qiyamul lail yang dilakukan dengan khusuk, ikhlas, kontinyu
dan penuh pengharapan akan ridho Allah SWT pada waktu tengah malam dapat
mendatangkan rasa ketenangan dan ketentraman yang luar biasa. Suasana yang
tenang dan sunyi pada malam hari dapat menunjang konsentrasi, sehingga khusukan
dalam shalat lebih mudah didapat. Dalam kondisi seperti ini, bacaan shalat dan
do’a yang dipanjatkan dapat lebih mudah diresapi maknanya. Sehingga shalat Qiyamul lail dapat menumbuhkan persepsi
dan motivasi positif akan datangnya pertolongan Allah SWT. Reaksi positif
seperti ini dapat menghindari dan mengendalikan reaksi stress, serta terjadi
peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik, sehingga gangguan kesehatan
seperti kanker, diabetes, kolestrol tinggi, hipertensi, asam urat tinggi dan
lain-lain dapat disembuhkan.
Pengobatan penderita
hipertensi tidak hanya dilakukan dengan metode farmakologis saja, tetapi juga
dapat dilakukan dengan pendekatan spiritual. Banyak penelitian yang menyebutkan
bahwa doa, zikir, dan shalat dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Salah
satunya penelitian yang dilakukan ilmuwan Larson dan Gunawan (2008) terhadap
pasien dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi dibandingkan dengan kelompok
(bukan pasien hipertensi), diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok
kontrol lebih baik dan kegiatan keagamaan seperti doa, zikir dan shalat Qiyamul lail dapat mencegah seseorang
dari hipertensi.
Berdasarkan
latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan antara
Manfaat Shalat Qiyamul
lail Terhadap Penderita Hipertensi pada lansia di Pustu Kemelak wilayah
kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
tahun 2009.
B.
Rumusan
Masalah
Belum diketahuinya Hubungan
antara Shalat Qiyamul lail terhadap tekanan
darah penderita hipertensi pada lansia di Pustu Kemelak wilayah kerja Puskesmas
Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009.
C.
Pertanyaan
Penelitian
Adapun pertanyaan pada penelitian ini adalah:
1.
Bagaimanakah
proprosi tingkat hipertensi pasien?
2.
Apakah
ada perbedaan tekanan darah pasian yang Qiyamul lail teratur dengan pasien yang tidak teratur Qiyamul lail?
D.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Diketahuinya perbedaan tekanan darah pasien yang Qiyamul lail dengan pasien
yang tidak teratur Qiyamul lail
pada penderita hipertensi pada lansia di Pustu Kemelak wilayah kerja Puskesmas
Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009.
2. Tujuan
Khusus
a. Diketahuinya
proprosi hipertensi pada lansia di Pustu Kemelak wilayah kerja Puskesmas
Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009.
b. Diketahuinya
perbedaan tekanan darah pasien hipertensi yang Qiyamul lail teratur dan tidak teratur pada lansia di Pustu Kemelak
wilayah kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan
Komering Ulu tahun 2009.
E.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Instansi Kesehatan.
Hasil
penelitian ini dapat sebagai masukan dalam perencanaan program untuk
meningkatkan layanan kesehatan yang profesional khususnya mengenai
penanggulangan dan perawatan penderita hipertensi.
2. Bagi
Institusi Pendidikan
Dapat
dijadikan referensi dan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bagi
Peneliti
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan keahlian peneliti dalam
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Qiyamul lail
1.
Konsep Qiyamul
lail
Qiyamul lail adalah salah satu ibadah nafilah yang dilakukan pada
sepertiga malam. Qiyamul lail telah
dicontohkan Rasulullah SAW jauh sebelum perintah shalat fardu diturunkan Allah
SWT.
Hadits dari Abu Hurairah
ra, bahwasanya Rasulullah bersabda:
“Allah turun ke langit
dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman : “Siapa yang berdoa kepadaku niscaya aku
kabulkan! Siapa yang meminta kepadaku niscaya aku beri!”. Demikianlah
keadaanya hingga fajar terbit. (HR. Bukhari dan Muslim).
Jumlah rakaat sholat Qiyamul lail sebenarnya tidak ada
batasan hingga jumlah maksimal rakaat sholatnya. Namun yang paling utama
tidaklah lebih dari 11 rakaat dan ditambah sholat witir. Ada beberapa rakaat sholat witir yaitu 3
rakaat, 1 rakaat, 5 rakaat, 7 dan 9 rakaat. Adapun beberapa waktu yang utama
untuk melakukan Qiyamul lail yaitu:
a. Sangat
utama : sepertiga malam pertama (ba’da isya – 22.00)
b. Lebih
utama : sepertiga malam kedua (pukul 22.00 – 01.00)
c. Paling
utama : sepertiga malam terakhir (pukul 01 – subuh)
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat (waktu), seandainya seorang
muslim meminta sesuatu kebaikan di dunia maupun akhirat kepada Allah Swt akan
memberinya dan itu berlaku setiap malam” (HR Muslim)
Keutamaan, manfaat dan keistimewaan Qiyamul lail yaitu
1. Meningkatkan
kekebalan tubuh dan mengusir penyakit
2. Jauh
dari kelalaian hati
3. Dikabulkan
do’anya
4. Mendapatkan
keistimewaan
5. Dimudahkan
menuju syurga
6. Menghilangkan
stress dan kegalauan hati dan lain-lain
2.
Tahajud Menurut Ilmu Kesehatan
Shalat bagi kesehatan
merupakan sebuah sistem pertahanan yang sempurna bagi yang mengerjakannnya dan
juga merupakan pakaian orang-orang yang beriman karena shalat adalah perintah
langsung dari Yang Maha Pencipta dan di kerjakan langsung tanpa tendensi apapun
yang semata-mata hanyalah perintah dari-Nya.
Dalam ilmu kedokteran,
setiap harinya mulai dari waktu pagi atau subuh sampai dengan ashar pekerjaan
manusia di dominasi oleh pekerjaan yang berubungan dengan sistem syaraf otonom
sehingga merangsang jantung dan pembuluh darah beserta otot-otot polos lainnya
disebut sistem kerja adrenergik. Sementara
malam hari merupakan sistem kerja kolenergik.
Pencernaan makanan yang bekerja seharian
mulai diistirahatkan dengan mengurangi segala getah cerna dalam tubuh mulai
dari mulut sampai usus. Dalam hal ini mungkin kita bisa memunculkan sebuah
pertanyaan sederhana, mengapa ketika shalat berjama’ah, Zuhur dan Ashar bacaan
shalatnya tidak dikeraskan?
Dalam ilmu kesehatan diterangkan bahwa
dengan mengeraskan suara pada shalat akan memubazirkan getah cerna yang memang
sedikit. Sementara itu wahtu istirahat tubuh adalah waktu pencernaan mulai
bekerja, yakni pada malam hari dan pada saat itu semua getah dalam tubuh
dikeluarkan secara maksimal. Hal ini yang mungkin menyebabkan kenapa pada
shalat Maghrib sampai Subuh bacaan shalat dikeraskan.
Berikut ini seluruh aktivitas ibadah
shalat dilihat dari kacamata ilmu kedokteran adalah sebagai berikut :
3.
Wudhu
dan kesehatan.
Berwudhu adalah langkah awal sebelum melaksanakan
shalat. Salah satu fungsi dari wudhu adalah mensucikan diri dari hadas kecil
sebelum melakukan shalat. Dan ini merupakan salah satu syarat sahnya untuk
melakukan shalat. Berwudhu hukumnya wajib sebelum melakukan shalat dan anggota
badannya disucikan atau dibasuh diatur dengan jelas dalam Al-Qur’an.
Selain itu juga, para ahli kesehatan mengatakan
dengan penyucian tubuh sebelum shalat (wudhu) adalah sebuah tindakan dalam
rangka peremajaan kulit dan selaput lendir, gugus depan sistem pertahanan tubuh
yang fungsinya untuk membawa contoh benda asing kepada limfosit T dan limfosit
B dari sistem getah bening. Limfosit T dan B adalah mesin perang yang mampu
memprogram penghancuran agresor yang sering menyebabkan penyakit kanker.
Berikut basuhan wudhu dilihat dalam perspektif kesehatan:
d.
Berkumur
berguna untuk menghindari penyakit pada gigi dan selaput lendir mulut.
e.
Membasuh
hidung dengan cara intinsyaq (menghirup air ke dalam rongga hidung) sama dengan
membersihkan hidung dari cemaran udara. Penangkal utama infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA), Tubercolosis (TBC), dan infeksi hidung dan tenggorokan,
mengenal kanker nasofasing (rongga hidung dengan sampai tenggorokan).
f.
Membasuh
kedua tangan berguna untuk mencegah infeksi terutama paronichia atau infeksi kuku
karena berlebihan pada saat memotong kuku, merupakan kompres dingin seperti
layaknya yang digunakan untuk mengurangi nyeri pada luka bakar atau infeksi.
g.
Membasuh
wajah merupakan pencegahan penyakit luar.
h.
Membasuh
kedua kaki berguna untuk menghindarkan infeksi oleh kuman dan jamur,
menghindarkan melanoma (kanker kulit terganas di telapak kaki).
4.
Gerakan
shalat dan kesehatan.
Ketika seseorang menggelar sejadah untuk
menunaikan shalat qiyamu lail, ia
berada dalam kondisi layaknya orang melakukan meditasi dan relaksasi atas semua
anggota tubuhnya. Ini akan menspiritualkan intelektual seseorang disertai
dengan kemampuan personal untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, serta
menjalin hubungan yang harmonis dengan sesamanya. Tidak hanya itu pada saat
matahari terbenam, kelenjar pineal mulai bekerja dan memproduksi kelenjar
melatonin dalam jumlah besar dan mencapai puncaknya pada pukul 02.00 hingga
03.00 dini hari. Hormon ini yang kemudian menghasilkan turunan asam amino
trytophan dalam jumlah besar pula.
Qiyamu lail adalah sebuah gerakan ibadah yang
dilakukan di sepertiga malam terakhir juga memberikan pengaruh tertentu pada
tubuh. Setidaknya pada saat berdiri tegak dan takbir secara tidak langsung akan
membuat rongga thoraks dalam paru-paru membesar. Ini akan menyebabkan banyak
oksigen masuk ke dalamnya. Ada kesegaran yang dirasakan ketika seseorang dapat
menghirup udara segar ke dalam paru-parunya di keheningan malam. Pada saat
sujud, seluruh berat dan daya badan dipindahkan sepenuhnya pada otot tangan, kaki,
dada, perut leher dan jari kaki. Proses ini dilakukan berulang-ulang sesuai
jumlah rakaat shalat Qiyamu lail yang
kita lakukan.
Setelah oksigen masuk ke dalam paru-paru, oksigen
diedarkan keseluruh tubuh dengan lancar karena adanya pergerakan otot selama
rukuk dan sujud. Selain itu dalam shalat seseorang juga melakukan gerakan duduk
diantara dua sujud dan tahyat yang menyebabkan adanya gerakan tumit, pangkal
paha, jari tangan, jari kaki, dan lainya. Tentu peredaran oksigen akan menjadi
lancar.
Ditinjau dari segi kesehatan dan kedokteran,
shalat merupakan sebuah keindahan dari Yang Maha Sempurna, mampu mencegah
manusia dari perbuatan munkar, bahkan mencegah manusia dari berbagai jenis
penyakit. Jika shalat dilakukan dengan benar dan teratur. Apalagi ditambah
dengan shalat-shalat yang dianjurkan lainnya. Maka tubuh manusia akan selalu
sehat dan kuat. Maha suci Allah yang telah menurunkan kesempurnaan Islam.
Berikut gerakan shalat dilihat dalam perspektif kesehatan:
1)
Takbiratul
Ikhram: Berdiri tegak lurus.
Gerakannya adalah berdiri tegak, mengangkat kedua
tangan sejajar telinga, lalu melipat di depan perut atau dada di bagian bawah.
Gerakan ini melancarkan gerakan aliran darah, getah bening dan kekuatan otot
lengan. Posisi jantung dibawah otak memungkinkan darah mengalir lancar
keseluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga
aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di
depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai
gangguan persendian, khusunya pada tubuh bagian atas.
Ketika mulai berdiri tubuh terasa ringan karena
berat tubuh tertumpu pada dua kaki. Otot-otot punggung sebelah atas dan bawah
dalam keadaan kendur. Punggung dalam keadaan lurus, dengan pandangan terpusat
pada tempat sujud. Pikiran berada dalam keadaan terkendali. Pusat otak, atas
dan bawah menyatu membentuk satu kesatuan tujuan. Hal ini juga merupakan
cerminan diri dan hati di hadapan Allah. Walau dalam kondisi berdiri tegak
namun kepala ditundukkan ke tempat sujud. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita
diwajibkan untuk bertawadhu’ (rendah hati) dan menghindari kesombongan. Ini
juga merupakan suasana yang sangat dahsyat dimana kita berdiri di hadapan Allah
pada hari pengadilan (yaum al-din).
Saat kita berhadapan dengan Allah Yang Maha
Mengetahui diri kita, dan kita berhadapan dengan Dzat yang sangat kita cintai,
maka saat itu pula pikiran kita akan menjadi tenang, anggota badan tertunduk
dan semua eksistensi diri kita menjadi tentram.
2)
Rukuk.
Rukuk adalah membengkokkan tulang
belakang, dan merumuskannya meregangkan antara tulang dan otot punggung. Rukuk
yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurus dengan posisi kepala
yang lurus dengan tulang belakang sehingga bila diletakkan segelas air di atas
punggung tersebut tidak akan tumpah.
Meletakkan tangan pada lutut seraya
meluruskan tulang belakang dan menahannya akan memperlancar perdarahan dan
getah bening. Karena itu, makanan bagi tulang belakang beserta ligament dan
otot pendukungnya akan terjamin.
Seorang pakar psikologi Aliah, B.P. Hasan
dalam bukunya Pengantar Psikokogi Kesehatan Islami mengatakan bahwa rukuk
merupakan salah satu metode untuk menguatkan otot-otot pada persendian kaki
yang dapat meringankan tegangan pada lutut. Ketika rukuk, seseorang meregangkan
otot punggung sebelah bawah, otot paha, dan otot betis secara penuh. Tekanan
akan terjadi pada otot betis secara penuh. Tekanan akan terjadi pada otot
lambung, perut dan ginjal, sehingga darah akan terpompa ke atas tubuh.
Secara spiritual rukuk dapat membentuk
seseorang supaya dalam kehidupannya menjadi manusia yang tidak sombong, memulai
merendahkan dan menundukkan diri, dan senantiasa berusaha dalam memperhalus
hati dan memperbaharui kekhusyukan shalat, merasakan bahwa dirinya hina dan
merasakan pula kemuliaan Allah
3)
Iktidal.
Iktidal yakni bangun dari rukuk, tubuh
kembali tegak lurus setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Iktidal
adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerakan berdiri bungkuk
berdiri sujud merupakan latihan-latihan pencernaan yang baik. Organ-organ
pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian, efeknya pencernaan menjadi lebih lancar, postur tubuh kembali tegak
sehingga memberikan tekanan pada aliran darah untuk bergerak ke atas. Hal ini
dapat membuat tubuh mengalami relaksasi dan melepaskan ketegangan. Hal serupa
juga terjadi ketika berdiri setelah sujud.
4) Sujud.
Sujud yakni menungging dengan meletakkan kedua
tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Sujud bermanfaat memompa
aliran getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung diatas otak
menyebabkan darah kaya oksigen akan mengalir maksimal ke otak, apalagi denga
sujud yang lama dengan mengingat Allah. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir
seseorang. Karena itu lakukan sujud dengan tumakninah, jangan tergesa-gesa agar
darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan
wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa
bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin,
pembuluh darah diotak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat
sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir
maksimal ke otak. Artinya otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen memacu
kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinu dapat
memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
5) Duduk Tasyahud.
Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy
(tahiyat awal) dan tawaruk (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi
telapak kaki. Iftirosy bertumpu pada pangkal paha yang berhubungan dengan
syaraf.
Posisi ini menghindarkan nyeri pada
pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk
tawaruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih
(urethra), kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika
dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy
dan tawaruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan
organ-organ, duduk dalam tasyahud dengan menekukkan jari yang berada pada kaki
yang kanan, ini berfungsi untuk merefleksi (berfungsi pijat refleksi) syaraf-syaraf
kaki dan memperlanjar peredaran darah hingga ke syaraf kepala. Posisi duduk
tasyahud juga dapat membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah
bawah. Tubuh akan mengalami relaksasi dan merangsang otot-otot pangkal paha
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri dan sakit pada pangkal paha.
6) Salam.
Salam merupakan gerakan memutar kepala ke
kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaatnya untuk relaksasi otot-otot sekitar leher dan kepala adalah
menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan
menjaga kekencangan kulit wajah.
7) Tumakninah.
Sudah seharusnya shalat kita dilaksanakan dengan
tumakninah, yaitu gerakan berhenti sejenak dalam setiap gerakan shalat dan
gerakannya dilakukan dengan tenang, rileks, dan santai setelah melakukan
aktivitas dalam mengarungi semua dimensi kehidupan, semua rukun shalat harus
dilakukan dengan tumakninah. Tumakninah merupakan bentuk relaksasi dalam
shalat, dimana seseorang berdiam sejenak untuk merasakan istirahat atau
bersantai-santai setelah mengalami kontraksi atau peregangan otot dan syaraf.
Melalui tumakninah diharapkan seseorang mengalami kedamaian dan ketenangan
sehingga dapat mengurangi rasa kecemasan.
5. Shalat Qiyamu
lail Menyembuhkan Hipertensi,
Stroke, dan Gagal Jantung
Ketika berdiri dalam shalat energi yang dibutuhkan
sebagian besar diambil dari lemak dan daging yang ada dipantat dan di tungkai
bawah. Jika posisi ini dikerjakan secara berulang dan sempurna dapat
menghilangkan timbunan lemak atau daging sehingga orang akan langsing, ramping
dan ideal.
Berkurangnya lemak dalam jaringan dapat
mengakibatkan kadar lemak dalam peredaran darah menjadi rendah, normal,
sehingga terhindar dari penyakit kardiovaskuler yang berupa penyempitan
pembuluh darah (terjadi peristiwa pecegahan seperti yang dimaksud dalam surat
Al-Isra ayat 82). Penyakit akibat penyempitan pembuluh darah karena tingginya
kolestrol adalah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung
koroner, dan penyakit pendarahan otak yang lebih populer dengan istilah stroke.
Pada saat kepala menunduk dan dagu menempel pada
leher terjadi rangsangan pada syaraf vagus sehingga aliran darah menjadi
lancar, terutanma kalangan lansia. Pada prinsipnya setiap gerakan shalat
meningkatkan neurotransmitter yang menjaga keseimbangan peredaran darah agar
tetap lancar dan sehat.
6. Keutamaan dan Manfaat Shalat Qiyamul lail
Banyak keutamaan dan manfaat yang dapat kita
peroleh ketika melaksanakan shalat Qiyamul lail, dilihat dari segi kesehatan adalah sebagai
berikut:
a.
Menghilangkan
Stress dan Kegalauan Hati
Pada saat yang sama, shalat Qiyamul lail pun bisa
mendatangkan stress, terutama bila tidak dilaksanakan secara ikhlas dan
kontinu. Jika tidak dilaksanakan dengan ikhlas dam kontinu akan terjadi
kegagalan dalam menjaga homeostasis atau daya adaptasi terhadap perubahan pola
irama pertumbuhan sel yang normal, tetapi jika dijalankan dengan ikhlas dan
kontinu maka akan sebaliknya.
Dengan begitu keikhlasan menjalankan shalat Qiyamul lail
menjadi sangat penting. Selama ini banyak kiat dan intelektual berpendapat
bahwa ikhlas adalah persoalan mental-psikis. Artinya hanya Allah SWT yang
mengetahui dan mustahil dapat dibuktikan secara ilmiah.
Jika ada seseorang yang merasakan sakit setelah
menjalankan shalat tahajud, besar kemungkinan itu berkaitan dengan niat yang
ikhlas, sehingga gagal terhadap perubahan irama sirkadian tersebut. Gangguan
adaptasi ini tercermin pada sekresi kortisol dalam serum darah yang seharusnya
menurun pada malam hari. Apabila sekresi kortisol tetap tinggi maka produksi respon
imunologik akan menurun sehingga munculnya gangguan kesehatan pada tubuh
seseorang. Sedangkan sekresi kortisol menurun maka indikasinya adalah
terjadinya produksi respon imunologik yang meningkat pada tubuh seseorang. Niat
yang tidak ikhlas akan menimbulkan kekecewaan, persepsi negatif, dan rasa
tertekan. Perasaan negatif dan tertekan itu menjadikan seseorang rentan
terhadap serangan stress.
Shalat Qiyamu
lail yang dikerjakan secara rutin, khusyuk dan ikhlas dapat menimbulkan
persepsi dan motivasi positif sehingga menumbuhkan coping mekanisme yang
efektif.
Respon emosional yang efektif atau coping
mechanism dari pengaruh shalat tahajud ini berjalan mengalir dalam tubuh dan
diterima oleh batang otak, kemudian ditransmisikan ke salah satu bagian
otak besar yakni talamus. Kemudian
talamus menghubungkan hipokampus (pusat memori yang vital untuk
mengkordinasikan segala hal yang diserap indra) untuk mengsekresi Gaba yang
bertugas sebagai pengontrol respon emosi, dan menghambat acetylcholine,
serotoni dan neurotrasmiter yang lain yang memproduksi sekresi kortisol.
Kita dianjurkan untuk bangun pada sebagian malam
guna bersujud, berdiri dan membaca ayat-ayat Allah dengan teliti, atau dengan
kata lain melaksanakan shalat yang dinamakan tahajud. Kita ketahui betapa pentingnya
shalat Qiyamu lail meski derajatnya
hanya sebagai shalat sunah, namun menjadi prioritas setelah kita menjalankan
shalat wajib. Dengan menjalankan shalat Qiyamu
lail dengan rutin, dan ikhlas kita akan mendapatkan ketenangan dan
menimbulkan motivasi yang positif sehingga kita jauh dari rasa tertekan yang
dapat menimbulkan stress.
b.
Meningkatkan
Kekebalan Tubuh dan Mengusir Penyakit.
Shalat Qiyamu
lail ternyata tidak hanya membuat pada pelakunya mendapatkan tempat
istimewa dihadapan Allah, melainkan juga meningkatkan kekebalan tubuh dan
mengusir penyakit.
Terkadang tidak terpikirkan oleh kita mengapa
setiap hari kita harus berdo’a? Mungkin ada yang menjawab ini adalah kewajiban
kita sebagai makhluk ciptaan tuhan, ada juga yang menjawab ini sudah tersurat
dalam kitab suci. Dan masih banyak lagi rasionalisasi yang bila dikaji bunyinya
terdengar, bahwa berdo’a hanyalah kewajiban.
Namun semua yang kita anggap sebagai tanggung
jawab, juga kewajiban ternyata memiliki pengaruh positif buat hidup kita sendiri. Anda mungkin tidak
sadar kalau kepatuhan-kepatuhan kita terhadap ritual keagamaan semisal shalat
serta bentuk ritual lainnya memiliki pengaruh bagi meningkatnya sistem
kekebalan tubuh kita.
c.
Mendidik
jiwa.
Shalat Qiyamu
lail juga dapat membersihkan jiwa, mendidik jiwa selalu bergantung kepada
Allah, menyebabkan kita mendapatkan taufik, pertolongan dan rahmat-Nya, menjadi
penolong di hari kiamat, meringankan
beban dan kesulitan besar.
7. Kiat Melaksanakan Shalat Qiyamu lail
Imam Al-Gazali memberikaan beberapa kiat penting
agar dapat melaksanakan shalat tahajud dan menghidupkan waktu malam dengan
berbagai variasi ibadah. Al-Gazali membaginya dalam dua macam kiat, kiat
lahiriah dan kiat batiniah.
a.
Kiat
lahiriah
Kiat lahiriah adalah kiat yang bersifat fisik dan berkaitan dengan
aktivitas jasmaniah, yaitu :
1)
Tidak
berlebihan makan dan minum, umumnya orang yang biasa makan dan minum yang
berlebihan batas kebutuhannya sangat mudah terserang kantuk kemudian tidur
terlelap sehingga ia akan sulit untuk bangun dari tidur untuk melaksanakan
shalat Qiyamu lail.
2) Tidak melakukan kegiatan yang melelahkan
anggota badan, kegiatan yang berat akan membebankan rasa lelah pada anggota
tubuh. Bila ini yang terjadi, maka akan sangat mudah kita tertidur pulas dan
susah untuk bangun kembali sesuai dengan jadwal kita.
3) Mengistiqamahkan tidur qailulah. Tidur
qailulah adalah tidur yang dilakukan pada waktu siang, umunya dilakukan pada
sebelum shalat zuhur.
4) Tidak melakukan dosa di waktu siang.
Karena hal itu dapat mengeraskan hati dan menjauhkan diri dari berdekatan
(taqarrub) pada-Nya serta menghalangi dari berbagai faktor yang bisa memudahkan
meraih rahmat-Nya.
b.
Kiat
batiniah
Kiat batiniah adalah yang bersifat nonfisik dan
erat hubungannya dengan aktivitas hati, yaitu:
1) Hati terbebas dari rasa dengki terhadap
sesama kaum muslimin, terselamatkan dari berbagai bentuk bid’ah (penyelewengan
terhadap agama), dan terentaskan dari kesedihan berlebihan terkait dengan
masalah dunia.
2) Memiliki rasa takut pada Allah SWT yang
menguasai hatinya dan dibarengi dengan kecilnya bermacam harapan yang bersifat
keduniawian.
3) Mengetahui keutamaan qiyamul lail dari berbagai ayat, hadis, pesan sahabat, nasihat
tabi’in, dan turunan ulama. Ini dilakukan untuk memperteguh harapan dan
kerinduannya untuk mendapatkan pahala dan memperoleh derajat yang tinggi di
surga nanti.
4) Kecintaan kepada Allah SWT dan kekuatan
cinta yang mendalam. Cinta dan iman yang kuat akan membawanya melakukan apa
saja yang diperintahkan, bahkan sekedar hal yang dianjurkan oleh kekasihnya
yang tak lain adalah Allah.
8. Hasil
Penelitian Shalat Qiyamul lail di
bidang kesehatan
Banyak penelitian yang
menyebutkan bahwa shalat Qiyamul lail
dapat menyembuhkan berbagai penyakit diantaranya :
a. Prof. Dr. H. Moh. Sholeh (2007), berkeliling ke berbagai daerah
untuk memperkenalkan hasil penelitiannya melalui kegiatan Seminar dan Pelatihan
shalat Qiyamul lail. Dalam seminar ia menjelaskan bahwa shalat Qiyamul lail memiliki manfaat yang luar
biasa terhadap kesehatan. Dengan izin Allah telah membuktikan hal tersebut secara
ilmiah melalui penelitian terhadap sampel darah orang yang istiqomah melakukan
shalat Qiyamul lail. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa Shalat Qiyamul
lail yang dilakukan dengan khusuk,
ikhlas, kontinyu dan penuh pengharapan akan ridho Allah SWT pada waktu tengah
malam dapat mendatangkan rasa ketenangan dan ketentraman yang luar biasa. Suasana yang tenang dan
sunyi pada malam hari dapat menunjang konsentrasi, sehingga khusukan dalam
shalat lebih mudah didapat. Dalam kondisi seperti ini, bacaan shalat dan do’a
yang dipanjatkan dapat lebih mudah diresapi maknanya. Sehingga shalat Qiyamul lail dapat menumbuhkan persepsi
dan motivasi positif akan datangnya pertolongan Allah SWT. Reaksi positif
seperti ini dapat menghindari dan mengendalikan reaksi stress, serta terjadi
peningkatan respon ketahanan tubuh imunologik, sehingga gangguan kesehatan
seperti kanker, diabetes, kolestrol tinggi, hipertensi, asam urat tinggi dan
lain-lain dapat disembuhkan.
b. Menurut hasil penelitian
ilmuan Larson dan Gunawan (2008), yang meneliti kegiatan keagamanan seperti
do’a, zikir, dan Shalat Qiyamul lail, dengan sampel penderita hipertensi,
dibandingkan dengan kelompok yang bukan pasien hipertensi, diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok
kontrol lebih baik dan dapat mencegah seseorang dari hipertensi.
c. Menurut penelitian yang
dijalankan di Pondok Pesantren Hidayatullah (2008) terhadap pengamal shalat Qiyamul lail secara berterusan, tepat
dan tulus dapat menurunkan kadar horman kortisol, menumbuhkan respon emosional positif,
koping yang efektif dan mampu beradaftasi dengan perubahan ritme sirkandian,
pada kadar tinggi kortisol bersifat imonosupresif. Sebaliknya dalam kadar
rendah kortisol dapat mempengaruhi proliferasi limfosit.