BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Demam Berdarah Dengue menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung semakin luas penyebarannya
sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk. Penyakit
ini nyaris ditemukan di seluruh belahan dunia terutama di negara tropik dan sub
tropik baik secara endemik maupn epidemik yang berkaitan dengan datangnya musim
penghujan. (www.wikipedia.co.id.diakses
tanggal 15 April 2009).
Di negara-negara tropis DBD
umumnya meningkat pada musim penghujan dimana banyak terdapat genangan air yang
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypty. Di daerah perkotaan
umumnya wabah DBD kembali meningkat pada musim kemarau.
Di Asia Tenggara termasuk Indonesia
epidemik DBD merupakan problem dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
baik pada anak-anak ataupun orang dewasa. DBD pertama kali ditemukan di
Indonesia pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya dengan angka kematian
mencapai 41,5% dan pada tahun 1997 DBD telah menyerang semua propinsi di
Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan jumlah kasus menunjukan kecenderungan
meningkatkan baik jumlah kasus maupun luas daerah yang terjangkit dan selalu
terjadi KLB setiap tahunnya. (Depkes RI,
1995).
Pada tahun 2005 jumlah
kasus DBD mencapai 38.635 orang dengan jumlah kematian 539 orang yang tersebar
di 7 propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, Kalimantan Timur, NTT, NTB, Sumatera
Selatan. Di Dinas kesehatan NTB mencatat penderita DBD mencapai 627 orang
dengan 7 orang meninggal, NTB merupakan propinsi dengan kejadian DBD tertinggi
di Indonesia. (www.wikipedia.co.id.diakses
tanggal 15 April 2009).
Daerah yang terjangkit DBD
pada umumnya adalah kota
atau wilayah yang padat penduduknya, rumah yang saling berdekatan memudahkan
penularan penyakit ini. Mengingat nyamuk aedes aegypty terbangnya maksimal 100
meter. Di Indonesia penduduknya makin bertambah dan transportasi semakin baik
serta perilaku masyarakat dalam menampung air, penampungan air ini sangat rawan
sebagai tempat berkembangnya nyamuk aedes aegypty dan virus dengue karena
nyamuk aedes aegypty hidup di air bersih. Maka masalah penyakit DBD semakin
besar bila tidak dilakukan upaya pemberantasan dan pencegahan yang intensif dan
masih kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terutama keluarga tentang
pencegahan penyakit DBD. (Nadesul, 2004).
Demam Berdarah Dengue
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sejenis arbovirus, disebabkan melalui
vektor yang dikenal sebagai aedes aegipty dan aedes albofictus dimana masa
inkubasinya kira-kira satu minggu. (Depkes,
2004).
Di provinsi Sumatera
Selatan menurut Dinkes Sumsel selama Januari 2007 tercatat 445 orang atau
meningkat dibandingkan Desember 2006 yaitu 394 penderita, total penderita di
Sumatera Selatan sebanyak 2.200 penderita pada tahun 2006 dan 2 diantaranya
meninggal dunia.
Pada tahun 2006 penderita DBD
di Kabupaten OKU sebanyak 7 penderita, pada tahun 2007 jumlah penderita
sebanyak 5 orang dan Pada tahun 2008 penderita DBD tercatat sebanyak 5 orang
penderita yang 2 diantaranya terdapat di desa Kemelak wilayah kerja Puskesmas
Kemalaraja Kelurahan Kemalaraja, Sepancar, Baturaja Lama merupakan desa yang
belum terkena penyakit DBD kelurahan Kemalaraja ini terdiri dari 13.789 jiwa
dengan 3.319 kepala keluarga.
Berdasarkan latar belakang
diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan
pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap supaya pencegahan demam berdarah
dengue di desa Kemalaraja.
B.
Rumusan
Masalah
Belum Diketahuinya Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Dengan Upaya Pencegahan Demam Berdarah
Dengue Di Desa Kemalaraja wilayah kerja puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja
Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009.
C.
Pertanyaan
Penelitian
- Bagaimanakah gambaran pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
- Adakah hubungan pengetahuan kepala keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
- Adakah hubungan sikap kepala keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
- Adakah hubungan pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
D.
Tujuan
Penelitian
- Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Kepala Keluarga Dengan Upaya Pencegahan Demam Berdarah
Dengue Di Desa Kemalaraja wilayah kerja puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja
Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009.
- Tujuan Khusus
a.
Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap
kepala keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue
b.
Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap
kepala keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
c.
Diketahuinya hubungan pengetahuan kepala
keluarga dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
d.
Diketahuinya hubungan sikap kepala keluarga
dengan upaya pencegahan demam berdarah dengue?
E.
Manfaat
Penelitian
Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
- Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
Puskesmas dalam membuat perencanaan status kesehatan masyarakat terhadap
penyakit
- Bagi Jurusan Keperawatan Baturaja
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi serta diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa/I kesehatan jurusan keperawatan
Baturaja.
- Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentang penyakit DBD serta bagaimana cara pencegahanya.
- Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini
diharapkan agar masyarakat mengetahui tentang penyakit DBD dan bagaimana cara
menanggulanginya.
F.
Ruang
Lingkup Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap kepala keluarga
terhadap upaya pencegahan DBD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Demam Berdarah
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri
demam manifestasikan pendarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang
dapat menyebabkan kematian. (Mansjoer
Arif, 2000).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegipty dan aedes
albopictus.
B.
Penyebab Terjadinya Demam Berdarah Dengue
(DBD)
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut
yang disebabkan oleh salah satu dari empat serotipc virus dari genus flavivirus
famili flavivirade. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes
Aedgypti. (Wikipedia Indonesia).
Virus dengue tergolong dalam famili, suku, grup flaviride dan dikenal ada
4 serotip. Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsung perang dunia
ke-II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun
1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif
terhadap inaktifitas oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu
70o C. Ke empat serotif telah ditemukan pada pasien-pasien di
Indonesia. Dengue 3 merupakan seratipe yang paling banyak beredar. (Ilmu Penyakit Demam (dengue) Hendarwanto
jilid 1, edisi ke 3).
- Nyamuk penular demam berdarah dengue (DBD)
a. Ciri-ciri nyamuk DBD
1) Berwarna hitam dengan belang-belang (loreng)
putih pada seluruh tubuhnya.
2) Hidup di sekitar rumah, bangunan dan gedung.
3) Mampu terbang sampai 100 meter.
4) Nyamuk betina biasanya menggigit (menghisap
darah manusia) pada pagi sampai sore hari setiap 2 hari sekali.
5) Senang berisitirahat pada benda-benda
tergantung, berwarna gelap seperti pakaian, kelambu, goden dan lain-lain.
6) Umur nyamuk rata-rata 2 minggu tetapi dapat
mencapai 2-3 bulan.
b. Tempat berkembang biak
1) Berkembang biak di tempat-tempat yang dapat
menampung air bersih seperti : bak mandi, WC, tempayan, ember, drum, tempat
minum burung, ayam, binatang lainnya, ovitrap, vas bunga, tanaman, pot tanaman
hias air, perangkap semut, penampungan air yang terdapat pada dispenser kulkas
dan AC, bak meteran PAM, talang, dak, lubang pagar, pelepah daun, pohon,
barang-barang bekas seperti: kaleng, ban, botol, mangkok, plastik, tempurung
kelapa, potongan bambu dan lain-lain.
2) Nyamuk DBD tidak dapat berkembang biak di
selokan, got, kolam berisi air kotor atau air yang lainnya langsung berhubungan
dengan tanah.
c. Siklus hidup nyamuk
1) Siklus nyamuk DBD terdiri dari telur, jentik,
kepompong dan nyamuk dewasa.
2) Perkembang dari telur menjadi nyamuk dewasa 7
sampai dengan 10 hari.
Telur
nyamuk
1) Setiap kali bertelur mampu mengeluarkan
sebanyak 100 telur
2) Berwarna hitam dengan ukuran ± 0,8 mm
3) Telur dapat bertahan di tempat kering (tanpa
air) sampai 6 bulan.
Jentik
nyamuk
1) Selalu bergerak aktif didalam air, geraknya
berulang-ulang dari bawah keatas permukaan air untuk bernafas (mengambil udara)
kemudian turun kebawah.
2) Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak
lurus dengan permukaan air.
3) Setelah 6-8 hari jentik akan berubah menjadi
kepompong.
Kepompong
1) Berbentuk koma
2) Gerakanya lamban
3) Sering berada dipermukaan air
4) Setelah 1-2 hari kepompong berubah menjadi
nyamuk baru.
- Epidemiologi
Epidemiologi dengue dilaporkan pertama kali di Batavia oleh David Bylon pada tahun 1779,
sedangkan DBD mula-mula dikemukakan oleh Quintos dan kawan-kawan di Manila pada
anak-anak pada tahun 1954. Penyakit dengue merupakan penyakit endemik di Indonesia,
tetapi dalam jarak 5 sampai 20 tahun dapat timbul letusan epidemi.
Demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia, pertama kali berjangkit di Surabaya pada tahun 1968,
tetapi kepatian virologik baru diperoleh pada tahun 1970. DBD pada orang dewasa
dilaporkan pertama kali oleh Swadana (1970) yang kemudian secara drastis
meningkat dan menyebar ke seluruh daerah tingkat I di Indonesia.
Data yang terkumpul dari tahun 1968-1993 menunjukkan DBD dilaporkan
sebanyak terjadi tahun 1973 sebanyak 10.189 pasien dengan usia pada umumnya
dibawah 15 tahun. Penelitian di pusat
pendidikan Jakarta Semarang, Yogja dan Surabaya, menunjukkan bahwa DBD dan DSS
juga ditemukan pada usia dewasa dan terdapat kecenderungan peningkatan jumlah
pasiennya.
Vektor utama dengue di Indonesia
adalah nyamuk Aedes Aegypti, disamping pula Aedes Abopictus. Vektor ini
bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi,
drum penampungan air, kaleng bekas dan lain-lain. Adanya vektor tersebut
berhubungan erat dengan beberapa faktor antara lain:
a. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih
untuk kebersihan sehari-hari.
b. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
c. Penyediaan air bersih yang langka
Daerah yang terjangkit DBD adalah wilayah yang ada penduduk, karena:
a. Antar rumah jaraknya berdekatan yang
memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes Aegypti 40-100 meter.
b. Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan
menggigit berulang (multiple biters), yaitu menggigit bebera orang secara
bergantian dalam waktu singkat. Dengan makin lancarnya hubungan lalu lintas,
kota-kota kecil atau daerah semi urban dekat kota besarpun saat ini mudah terserang
penyakit dari suatu sumber dikota besar.
Kasus DBD cenderung meningkat pada musim hujan, kemungkinan disebabkan:
a. Perubahan musim dipengaruhi frekuensi gigitan
nyamuk, karena pengaruh musim hujan, puncak jumlah gigitan terjadi pada siang
dan sore hari.
b. Perubahan musim mempengaruhi manusia sendiri
dalam sikapnya terhadap gigitan nyamuk, misalnya dengan lebih banyak berdiam di
rumah selama musim hujan.
Biasanya DBD akan menyerang orang-orang yang tinggal di pinggiran, kumuh
dan lembab serta anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Untuk mencegah serangan,
tentunya adalah dengan membasmi nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi media virus,
dengan tidak menyediakan tempat berkembang bianya di tempat lembab dan berair.
Untuk memberantas nyamuk itu, jentik-jentiknya di tempat lembab dan berair.
Untuk memberantas jenitik-jentiknya atau sarang-sarangnya harus diberantas
(PSN-DBD). Karena tempat berkembang biaknya ada di rumah-rumah dan
tempat-tempat umum, setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD, secara teratur
sekurang-urangnya seminggu sekali selain itu, fogging dan memutuskan mata
rantai pembiakan Aedes Aegypti lewat abastisasi juga harus dilakukan.
C.
Tanda dan Gejala Anak yang Menderita DBD
Dapat terjadi demam bersifat mendadak dan berlangsung 5 hari. Anak yang
terkena demam berdarah biasanya terlihat lesu, nafsu makan menurun, sakit
kepala nyeri pada bola mata, punggung dan persendian. Timbul pula bercak-bercak
pada tubuh terutama di daerah muka dan dada. Gejala lanjut yang terjadi adalah
timbulnya keriput kulit di kening, lengan, paha dan anggota tubuh lainnya. (Widjaja, 2005).
Jika untuk pertama kali terinfeksi virus dengue maka pada anak-anak hanya
menimbulkan demam selama lima hari maka untuk
mengetahui apakah anak terserang demam lima
hari atau dengue fever apabila
darahnya diperiksa untuk melihat imunoglobulinnya (IgM).
Jika infeksi terjadi untuk yang kedua kalinya, dan infeksinya disebabkan
oleh virus dengue dari tipe yang berbeda, ini yang menjangkitkan penyakit demam
berdarah atau dengue haemoragic fever
(DHF). (Nadesul Hendrawan, 2004).
Menurut WHO derajat beratnya penyakit DBD diukur dengan gradasi:
1. Grade 1 : ditandai dengan demam dan gejala
umum yang tidak khas (muntah, sakit kepala, nyeri otot atau sendi), kecuali
perdarahan yang dibuktikan dengan test tourniguet positif.
2. Grade 2 : gejala pada grade 1 ditambah dengan
perdarahan spontan atau perdarahan lain.
3. grade 3 : adanya kegagalan peredaran darah
yang ditandai dengan nadi cepat dan lembut, penyempitan tekanan nadi (20 mmHg)
atau hipotensi yang disertai dengan kulit dingin berkeringat dan gelisah.
4. Grade 4 : ditandai dengan syok berat dimana
nadi tidak teraba dan tensi tidak terukur.
0 comments:
Post a Comment